Sumber gambar: http://motoisme.wordpress.com/2011/09/26/sereeem-asap-knalpot-picu-serangan-jantung/ |
Postingan ini adalah hasil copy-paste dari lampiran email yang diikutsertakan dalam Lomba Opini Sobat Romi awal tahun 2013 lalu. Kalah sih, daripada dianggurin atau didelete, lebih baik aku post ke blog kan? Kali-kali aja ada yang terinspirasi setelah membaca opiniku ini. Wihiiiiiii~ ^_*
Terima
kasih kepada Sober’s (sobat romi) yang telah mengadakan acara ini.
Dengan adanya acara ini, setidaknya opini kami sebagai warga di
Indonesia bisa dibaca dan tersalurkan, apalagi jika sampai bisa
ditindaklanjuti kedepannya.
Saya sebagai mahasiswa pada khususnya dan warga di Indonesia pada umumnya, mencintai dan peduli dengan negeri ini. Mungkin hanya saya yang memiliki opini ini, tapi dibenak warga yang lain pasti pernah berpikir tentang hal ini, tapi tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkannya.
Saya sebagai mahasiswa pada khususnya dan warga di Indonesia pada umumnya, mencintai dan peduli dengan negeri ini. Mungkin hanya saya yang memiliki opini ini, tapi dibenak warga yang lain pasti pernah berpikir tentang hal ini, tapi tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkannya.
Kemacetan lalu
lintas, polusi udara (disebabkan oleh asap kendaraan), semua orang
pasti tahu akan hal ini. Banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, dan
tidak ada yang mau mengalahlah yang menjadi penyebabnya. Nah, menurut
saya, mungkin jumlah kendaraan di jalan bisa saja kita kurangi untuk
mengantisipasi hal tersebut jika memang badan jalan tidak bisa untuk
terus diperlebar. Karena sepertinya, semakin lebar jalan dibuat, maka
semakin lebar pula kesempatan warga untuk meletakkan (menjalankan)
kendaraannya disitu.
Memiliki kendaraan dewasa ini sepertinya
dianggap menjadi hal mutlak bagi setiap orang. Ada yang berpikir karena
lebih menghemat dibanding harus membayar ongkos angkutan umum, lebih
aman dibanding harus bertemu copet didalam angkutan umum, bahkan ada
pula yang membeli kendaraan untuk menjaga gengsi dalam berhubungan
sosial, katanya miskin sekali kalau tidak bisa beli kendaraan, atau
jalan kaki jaman sekarang sudah kuno sekali dan memalukan.
Sebelumnya
saya pernah menemui alasan aneh, banyak orang bilang untuk membeli
kendaraan sekarang sangat mudah, DP-nya sangat ringan, persyaratan
gampang, kredit terjangkau, setiap kepala dalam satu rumah bisa memiliki
satu kendaraan. Katanya belajar motor atau mobil itu gampang, jangan
mau ketinggalan, jangan mau dikalahkan oleh anak kecil. Ya, anak kecil
pun bisa bawa motor biarpun Cuma ke warung yang tidak begitu jauh dari
rumah.
Menurut saya, kemudahan untuk memiliki kendaraan memang
membantu masyarakat, namun bukankah banyak juga dampak buruknya bagi
masyarakat? Tidak hanya soal kemacetan lalu lintas, soal polusi udara
yang disebabkan asap kendaraan, tapi juga soal ekonomi masyarakat.
Penghasilan yang cuma 1 juta sekian, bayar motor cicilan motor mungkin
minimal 400rb-an per bulan, belum lagi mau cari makan, bayar listrik,
air, kontrakan rumah dan lain sebagainya. Memang tidak ada penjual yang
memaksa pembeli untuk membeli barang jualannya, tapi pembelilah yang
tergiur sendiri dengan kemudahannya. Nah, inilah yang menurut saya jadi
masalahnya. Masyarakat yang penghasilannya pas-pasan, menjadi seseorang
yang harus menanggung bayak hutang, nah bagaimana kalau seandainya ia
terpaksa kehilangan pekerjaan atau maaf, sudah tiba ajalnya maka tidak
mampu lagi membayar hutang-hutang tersebut?
Angkutan umum memang
banyak sekali , tapi jujur saja saya yang memanfaatkan angkutan umum
untuk kemana-mana sering sekali menemui angkutan umum yang sepi sekali
penumpangnya, bahkan supirnya tidur menunggu penumpang datang. Ada yang
curhat katanya kalah oleh tukang ojek, atau sekarang lebih banyak orang
yang memiliki kendaraan pribadi katanya.
Banyak yang bilang jalan
kaki itu sehat, namun kenyataannya banyak yang malu untuk berjalan
kaki. Memang susah kalau berjalan kaki untuk menempuh jarak yang jauh,
menurut saya, itulah gunanya ada angkutan umum. Mungkin kalau di negeri
ini, yang bisa membeli kendaraan ya cuma orang-orang yang memang mampu
membelinya, yang memang dengan membeli kendaraan tersebut maka ia
tidak ada masalah untuk menjalani hidupnya, mungkin jumlah kendaraan di
jalanan tidak seberapa, tidak memadati jalan, tidak ada kemacetan,
mengurangi polusi udara, mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas,
membuat para supir angkutan umum bernafas lega, dan mengurangi banyaknya
penghutang di negeri ini
Kategori lomba: Opini Bebas
Nama: Delona
Status: Mahasiswa
aku ijin share yah kak
BalasHapustop up ovo lewat alfamart