Rabu, 19 Februari 2014

JUMLAH KENDARAAN JALANAN


Sumber gambar: http://motoisme.wordpress.com/2011/09/26/sereeem-asap-knalpot-picu-serangan-jantung/

Postingan ini adalah hasil copy-paste dari lampiran email yang diikutsertakan dalam Lomba Opini Sobat Romi awal tahun 2013 lalu. Kalah sih, daripada dianggurin atau didelete, lebih baik aku post ke blog kan? Kali-kali aja ada yang terinspirasi setelah membaca opiniku ini. Wihiiiiiii~ ^_*


    Terima kasih kepada Sober’s (sobat romi) yang telah mengadakan acara ini. Dengan adanya acara ini, setidaknya opini kami sebagai warga di Indonesia bisa dibaca dan tersalurkan, apalagi jika sampai bisa ditindaklanjuti kedepannya.
   Saya sebagai mahasiswa pada khususnya dan warga di Indonesia pada umumnya, mencintai dan peduli dengan negeri ini. Mungkin hanya saya yang memiliki opini ini, tapi dibenak warga yang lain pasti pernah berpikir tentang hal ini, tapi tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkannya.
    Kemacetan lalu lintas, polusi udara (disebabkan oleh asap kendaraan), semua orang pasti tahu akan hal ini. Banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, dan tidak ada yang mau mengalahlah yang menjadi penyebabnya. Nah, menurut saya, mungkin jumlah kendaraan di jalan bisa saja kita kurangi untuk mengantisipasi hal tersebut jika memang badan jalan tidak bisa untuk terus diperlebar. Karena sepertinya, semakin lebar jalan dibuat, maka semakin lebar pula kesempatan warga untuk meletakkan (menjalankan) kendaraannya disitu.
   Memiliki kendaraan dewasa ini sepertinya dianggap menjadi hal mutlak bagi setiap orang. Ada yang berpikir karena lebih menghemat dibanding harus membayar ongkos angkutan umum, lebih aman dibanding harus bertemu copet didalam angkutan umum, bahkan ada pula yang membeli kendaraan untuk menjaga gengsi dalam berhubungan sosial, katanya miskin sekali kalau tidak bisa beli kendaraan, atau jalan kaki jaman sekarang sudah kuno sekali dan memalukan.
    Sebelumnya saya pernah menemui alasan aneh, banyak orang bilang untuk membeli kendaraan sekarang sangat mudah, DP-nya sangat ringan, persyaratan gampang, kredit terjangkau, setiap kepala dalam satu rumah bisa memiliki satu kendaraan. Katanya belajar motor atau mobil itu gampang, jangan mau ketinggalan, jangan mau dikalahkan oleh anak kecil. Ya, anak kecil pun bisa bawa motor biarpun Cuma ke warung yang tidak begitu jauh dari rumah.
    Menurut saya, kemudahan untuk memiliki kendaraan memang membantu masyarakat, namun bukankah banyak juga dampak buruknya bagi masyarakat? Tidak hanya soal kemacetan lalu lintas, soal polusi udara yang disebabkan asap kendaraan, tapi juga soal ekonomi masyarakat. Penghasilan yang cuma 1 juta sekian, bayar motor cicilan motor mungkin minimal 400rb-an per bulan, belum lagi mau cari makan, bayar listrik, air, kontrakan rumah dan lain sebagainya. Memang tidak ada penjual yang memaksa pembeli untuk membeli barang jualannya, tapi pembelilah yang tergiur sendiri dengan kemudahannya. Nah, inilah yang menurut saya jadi masalahnya. Masyarakat yang penghasilannya pas-pasan, menjadi seseorang yang harus menanggung bayak hutang, nah bagaimana kalau seandainya ia terpaksa kehilangan pekerjaan atau maaf, sudah tiba ajalnya maka tidak mampu lagi membayar hutang-hutang tersebut?
    Angkutan umum memang banyak sekali , tapi jujur saja saya yang memanfaatkan angkutan umum untuk kemana-mana sering sekali menemui angkutan umum yang sepi sekali penumpangnya, bahkan supirnya tidur menunggu penumpang datang. Ada yang curhat katanya kalah oleh tukang ojek, atau sekarang lebih banyak orang yang memiliki kendaraan pribadi katanya.
   Banyak yang bilang jalan kaki itu sehat, namun kenyataannya banyak yang malu untuk berjalan kaki. Memang susah kalau berjalan kaki untuk menempuh jarak yang jauh, menurut saya, itulah gunanya ada angkutan umum. Mungkin kalau di negeri ini, yang bisa membeli kendaraan ya cuma orang-orang yang memang mampu membelinya, yang memang dengan membeli kendaraan tersebut maka ia tidak ada masalah untuk menjalani hidupnya, mungkin jumlah kendaraan di jalanan tidak seberapa, tidak memadati jalan, tidak ada kemacetan, mengurangi polusi udara, mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas, membuat para supir angkutan umum bernafas lega, dan mengurangi banyaknya penghutang di negeri ini

Kategori lomba: Opini Bebas
Nama: Delona
Status: Mahasiswa

1 komentar: